Kemauan Keras
Suatu kemudahan dan karunia dari Allah Ta’ala untuk umat ini dengan menjadikan kehidupan mayoritas para ulama berkhidmat untuk ilmu Dien yang mulia ini. Mereka mengerahkan segala kemampuan untuk meraih ilmu. Para ulama terdahulu tahan menempuh jarak yang sangat jauh dan penuh halang rintangan. Mereka bahkan tahan terhadap siksaan selama perjalanan demi mencari ilmu dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka tidak mengharapkan kemilaunya dunia. Dunia bagi mereka adalah hari-hari yang berlalu. Tujuan mereka hanyalah mengharap ridha Allah Ta’ala.

“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS At-Taubah: 122)

Imam Hammad bin Salamah menjadikan ayat ini sebagai dalil untuk melakukan perjalanan dalam menuntut ilmu.

Imam Asy-Syafi’I berkata, “Tidak akan beruntung orang yang menuntut ilmu, kecuali orang yang menuntutnya dengan keadaan serba kekurangan. Aku dahulu untuk mencari sehelai kertas pun sangat sulit.” Dalam perkataannya yang lain, Imam Syafi’I menyatakan bahwa “Tidak mungkin seorang menuntut ilmu dengan keadaan serba ada dan (dengan) harga diri yang tinggi, lalu ia beruntung. Akan tetapi, seseorang menuntut ilmu dengan tunduk, kesempitan hidup, rendah hati, dan berkhidmat dengan ilmu. Pahamilah sebelum engkau menjadi pemimpin. Jika kamu telah memimpin, tidak ada lagi jalan untuk mendalami ilmu. Barangsiapa yang menuntut ilmu, haruslah mendalam agar hal-hal terkecil dari ilmu itu tidak hilang darinya. Siapa yang tidak mencintai ilmu, tidak ada kebaikan padanya. Maka, janganlah kamu berteman atau berkenalan dengannya.” (Tahdzib Al-Asma’ wa Al-Lughaat (I/75))

Diriwayatkan dari Yahya bin At-Tamimi, ia berkata, “Abdullah bin Yahya bin Abu Katsir mengabarkan kepada kami, ‘Aku mendengar ayahku berkata, ‘Ilmu itu tidak akan pernah didapat dengan bersenang-senang.’”

Ahmad bin Hambal juga ditanya, “Apakah seseorang hendaknya keluar untuk menuntut ilmu?” Beliau menjawab, “Iya, demi Allah itu sangat sulit. Al-Qamah bin Qais An-Nakha’I dan Al-Aswad bin Yazid An-Nakha’I berasal dari Kufah, Irak. Sampai kepada mereka hadits dari Umar. Mereka belum merasa puas hingga menemuinya ke Madinah. Maka mereka mendengar langsung darinya.”

Yahya bin Ma’in berkata, “Ada empat golongan yang tidak bisa diambil kebaikan dan manfaat darinya….Seorang yang belajar hanya di negerinya dan tidak keluar untuk mencari hadits.”
  • asalamualaikum dan salam sejahtera.... for the first time in my life to create my own blog...

    Dimana ada keinginan disana ada jalan, dimana tekad kian membaja rintangan tak akan jadi penghalang, kesuksesan kian menjelang

    Pengikut

    Cari Blog Ini